PENTAS TEATER GETAR DI UIN WALISONGO HANYA SEKEDAR BERCANDAAN SAJA
SEMARANG - Kamis (9/15) pentas produksi ke-35
dengan naskah "Orang Kasar" yang dipentaskan oleh teater Getar dengan sutradara Anang Fesbuk dan astrada Yusuf Ali di Auditirium Kampus 1
UIN Walisongo.
Sekilas mengenai naskah Orang Kasar Karya
Anton Chekov. Naskah ini berisi kisah seorang janda yang
ditinggal oleh suami tercinta yang meniggalkannya dengan gelimangan hutang.
Hidup sang janda terusik ketika sang penagih hutang datang. Si janda enggan
membayar karena merasa ia tak meminjam dan memakai uang tersebut. Akhirnya
perseteruan antara si janda dan lelaki penagih hutang itu pun terjadi sangat
histeris, humoris, sekaligus romantis. Si janda berusaha keras untuk
menembaknya. Namun begitu, si janda tak bisa menggunakan senjata tersebut.
Karena merasa aneh, si penagih hutang malah mengajari si janda cara memakai
senjata yang benar. Alhasil mereka saling beradu pandang dan muncul perasaan
yang disebut jatuh cinta. Ya, si penagih hutang jatuh cinta kepada si janda.
Pada pementasan kali ini
sutradara menyebutkan bahwa naskah ini
dipentaskan dengan tujuan untuk menghibur penonton dengan naskah lama.
Sehingga naskah ini lebih dikemas dengan guyonan-guyonan dari tokoh penagih
hutang. Dengan lihainya para aktor mengeksplore panggung dengan baik, hanya
saja masih banyak kekurangan dalam pementasan kali ini, seperti Setting yang
sangat lemah, dimana tidak dijelaskan letak dan tahun dari yang dipentaskan.Banyak juga logika panggung, terlebihnya di setting tidak dapat diterima oleh
penonton.
Pesan/isu yang akan disampaikan pun tidak sampai kepada penonton bahkan salah satu punggawa Teater Getar menyebutkan bahwa memang tidak ada pesan yang ingin disampaikan, "saya hanya ingin menghibur, Kami tidak menawarkan apapun pada pertunjukan ini. Kalau boleh dibilang hanya lawakan saja”. Tiktok dialog antara tokoh janda dan penagih hutang pun tidak begitu enak didengar, terlebih emosi dari tokoh penagih hutang yang selalu tinggi membuat kesan monoton dan tidak enak didengarkan. Nampak juga kurangnya totalitas dari pemain, sutradara dan setting dalam penggarapan naskah ini.
ya meskipun pementasan ini sangat mengecewakan bagi teman-teman teater Semarang, setidaknya cukup menghibur bagi para penonton awam yang datang pada malam ini.
Pesan/isu yang akan disampaikan pun tidak sampai kepada penonton bahkan salah satu punggawa Teater Getar menyebutkan bahwa memang tidak ada pesan yang ingin disampaikan, "saya hanya ingin menghibur, Kami tidak menawarkan apapun pada pertunjukan ini. Kalau boleh dibilang hanya lawakan saja”. Tiktok dialog antara tokoh janda dan penagih hutang pun tidak begitu enak didengar, terlebih emosi dari tokoh penagih hutang yang selalu tinggi membuat kesan monoton dan tidak enak didengarkan. Nampak juga kurangnya totalitas dari pemain, sutradara dan setting dalam penggarapan naskah ini.
ya meskipun pementasan ini sangat mengecewakan bagi teman-teman teater Semarang, setidaknya cukup menghibur bagi para penonton awam yang datang pada malam ini.
Semoga teater getar lebih serius lagi dalam penggarapan selanjutnya. Karena yang dipentaskan adalah naskah realis maka totalitas dari sutradara, tokoh, dan tim produksi pun sangat diperlukan untuk mencapai kesuksesan pentas.
0 komentar